Wali Kota Lhokseumawe Cabut Rekomendasi Konser Dewa 19, Pertimbangkan Kondisi Sosial dan Aspirasi Ulama
Jangkauan Jakarta Pusat – Wali Kota Lhokseumawe Cabut Rencana konser grup legendaris Dewa 19 di Kota Lhokseumawe resmi dibatalkan setelah Wali Kota Lhokseumawe mencabut surat rekomendasi dukungan acara. Keputusan ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat, mulai dari dukungan penuh hingga kekecewaan dari penggemar yang telah menantikan penampilan band yang dipimpin Ahmad Dhani itu.
Keputusan Mendadak di Tengah Persiapan
Surat pencabutan rekomendasi itu dikeluarkan pada awal November 2025, hanya beberapa hari sebelum jadwal konser digelar di Stadion Tunas Bangsa. Sebelumnya, pemerintah kota telah memberikan izin dan dukungan administratif kepada pihak promotor.
Namun, setelah mempertimbangkan situasi sosial, keamanan, dan pandangan tokoh agama, Wali Kota akhirnya memutuskan untuk menarik kembali rekomendasi tersebut.
“Kami menghormati aspirasi masyarakat dan ulama. Pemerintah daerah berkewajiban menjaga ketertiban serta memastikan setiap kegiatan berjalan sesuai norma syariat Islam yang berlaku di Aceh,” ujar Wali Kota Lhokseumawe dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Cabut Sanksi terhadap Presiden Suriah, Jalan Baru Diplomasi Terbuka
Wali Kota Lhokseumawe Cabut Respons Ulama dan Tokoh Masyarakat
Keputusan ini berawal dari surat keberatan sejumlah ulama dan tokoh masyarakat yang menilai konser musik skala besar tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang dijunjung di Aceh, khususnya menjelang bulan Rabiul Akhir.
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat bahkan secara resmi menyampaikan rekomendasi agar konser tersebut dibatalkan, dengan alasan potensi kerumunan, campur baur laki-laki dan perempuan, serta kekhawatiran akan pelanggaran syariat.
“Ini bukan soal seni, tetapi soal menjaga marwah daerah. Kami hanya mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam mengizinkan kegiatan hiburan besar,” ujar Tgk. Ismail, salah satu ulama Lhokseumawe.
Promotor Kecewa, Tiket Sudah Terjual Ribuan
Sementara itu, pihak promotor menyampaikan kekecewaan atas pembatalan mendadak tersebut. Menurut mereka, ribuan tiket telah terjual dan persiapan logistik sudah hampir rampung.
“Kami menghormati keputusan pemerintah daerah, tapi tentu kami sangat menyesal. Semua izin sebelumnya sudah lengkap dan kami sudah bekerja sama dengan aparat keamanan,” ujar Fahmi Hidayat, perwakilan promotor konser.
Pihaknya juga berjanji akan mengembalikan seluruh uang tiket kepada penonton yang telah membeli secara online maupun offline.
Dukungan dan Kritik dari Publik
Reaksi masyarakat pun terbelah. Sebagian kalangan menilai langkah pemerintah sudah tepat karena menyesuaikan dengan karakteristik daerah yang menjunjung nilai-nilai Islam.
Namun, tak sedikit pula yang menganggap keputusan tersebut sebagai langkah mundur dalam dunia hiburan dan ekonomi lokal. Banyak warga menilai konser Dewa 19 seharusnya bisa menjadi ajang hiburan sehat sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya sektor UMKM dan pariwisata.
“Tidak semua konser berarti maksiat. Banyak daerah di Aceh yang sudah menggelar acara musik tanpa insiden. Seharusnya pemerintah bisa mengatur, bukan langsung melarang,” ujar Fauzan, warga setempat yang merupakan penggemar Dewa 19.
Pertimbangan Regulasi dan Norma Daerah
Pemerintah menegaskan bahwa keputusan ini bukan bentuk pelarangan seni, melainkan penyesuaian dengan norma sosial dan hukum lokal.
Wali Kota Lhokseumawe Cabut Dampak bagi Dunia Hiburan di Aceh
Kasus ini kembali menyoroti tantangan penyelenggaraan konser musik di wilayah Aceh, di mana penerapan Qanun Syariat Islam kerap menjadi dasar penilaian terhadap izin hiburan publik.
Sejumlah promotor sebelumnya juga pernah membatalkan acara serupa karena alasan serupa, termasuk kekhawatiran terhadap norma sosial dan keamanan.
