Kapal Angkut 90 Migran Ilegal Tenggelam di Perairan Mediterania: 1 Tewas, 10 Selamat, Puluhan Masih Hilang
Jangkauan Jakarta Pusat – Kapal Angkut 90 Migran Tragedi kembali terjadi di Laut Mediterania. Sebuah kapal pengangkut sekitar 90 migran ilegal dilaporkan tenggelam di perairan antara Libya dan Italia pada Jumat (8/11/2025). Insiden ini menambah panjang daftar korban dalam upaya migrasi berisiko tinggi menuju Eropa melalui jalur laut yang dikenal paling mematikan di dunia.
Menurut laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sedikitnya 1 orang ditemukan tewas, sementara 10 orang berhasil diselamatkan oleh kapal patroli penjaga pantai Libya. Hingga Sabtu pagi, puluhan lainnya masih dinyatakan hilang dan diduga terseret arus ke perairan terbuka.
Kapal Kayu Kelebihan Muatan
Kapal yang digunakan para migran disebut berjenis kapal kayu kecil, biasa dipakai untuk nelayan pesisir, dan sama sekali tidak layak untuk menempuh perjalanan lintas laut sejauh ratusan kilometer.
Menurut laporan dari IOM Libya, kapal itu berangkat dari kota pesisir Zawiya dengan tujuan utama menuju pulau Lampedusa, Italia, salah satu titik terdekat dari pantai Afrika Utara.
Namun, sekitar dua jam setelah meninggalkan pantai, kapal mulai kemasukan air akibat ombak tinggi. Sebagian penumpang berusaha membuang air dengan ember dan tangan kosong, namun arus kuat dan kelebihan beban menyebabkan kapal terbalik.
Kapal itu menampung hampir dua kali lipat kapasitasnya. Sebagian besar penumpang adalah warga Sudan, Eritrea, dan Somalia yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan,” ungkap Flavio Di Giacomo, juru bicara IOM.
Baca Juga: Wali Kota Lhokseumawe Cabut Rekomendasi Dukungan Konser Dewa 19
Operasi Penyelamatan di Tengah Cuaca Buruk
Tim penjaga pantai Libya langsung mengerahkan dua kapal penyelamat setelah menerima laporan dari nelayan setempat yang melihat serpihan kayu dan pakaian mengapung di laut.
Proses pencarian berlangsung sulit karena angin kencang dan gelombang mencapai tiga meter.
Hingga Sabtu siang, 10 korban yang berhasil dievakuasi dibawa ke pelabuhan Tripoli untuk mendapatkan perawatan medis dan pemeriksaan identitas. Sementara satu jenazah disemayamkan di rumah sakit setempat.
Kami masih melakukan pencarian di radius 20 mil laut dari lokasi kejadian. Cuaca buruk membuat operasi sangat menantang,” kata Kolonel Hatem al-Mishri, perwira penjaga pantai Libya.
Gelombang Migran Terus Meningkat
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya arus migrasi ilegal dari Afrika Utara menuju Eropa sejak pertengahan 2025. Data IOM mencatat, lebih dari 190.000 migran telah mencoba menyeberangi Laut Mediterania sepanjang tahun ini, dengan lebih dari 2.500 orang tewas atau hilang.
Faktor utama yang mendorong lonjakan ini meliputi konflik di Sudan, kemiskinan ekstrem di Sahel, dan ketidakstabilan politik di Libya yang masih menjadi titik keberangkatan utama.
Tragedi ini bukan sekadar angka. Ini adalah kegagalan kolektif kita untuk memberikan jalur aman bagi mereka yang terpaksa meninggalkan rumahnya,” tegas Di Giacomo.
Kapal Angkut 90 Migran Kritik terhadap Penegakan Perbatasan
Sejumlah organisasi kemanusiaan menilai, kebijakan Uni Eropa yang memperketat pengawasan perbatasan tanpa solusi alternatif justru memaksa para migran menggunakan jalur laut berbahaya.
Lembaga Médecins Sans Frontières (MSF) menyoroti bahwa kapal-kapal penyelamat milik LSM sering kali dihalangi untuk beroperasi di perairan internasional karena aturan yang semakin ketat.
Selama Eropa menutup pelabuhan bagi kapal kemanusiaan, tragedi seperti ini akan terus berulang,” kata Clara Navarro, koordinator MSF untuk Laut Tengah.
Kapal Angkut 90 Migran Harapan dan Seruan Tindakan
Pemerintah Libya menyatakan akan berkoordinasi dengan lembaga internasional untuk mencari korban hilang, sekaligus mengusut jaringan penyelundup manusia yang beroperasi di wilayah pesisir barat negara itu.
IOM dan UNHCR juga menyerukan agar negara-negara Eropa memperluas program jalur migrasi legal dan aman, serta memperkuat sistem perlindungan pengungsi di Afrika Utara agar para migran tidak terpaksa menempuh jalur berbahaya.
Setiap kali sebuah kapal tenggelam, dunia kehilangan nyawa yang sebenarnya hanya mencari kehidupan yang lebih baik,” kata Amy Pope, Direktur Jenderal IOM.
Kesimpulan
Tragedi tenggelamnya kapal pengangkut 90 migran ilegal di Laut Mediterania kembali membuka luka lama tentang krisis kemanusiaan dan kegagalan global mengelola migrasi.
Meskipun 10 orang berhasil selamat dan 1 ditemukan tewas, puluhan lainnya masih hilang di laut lepas — mengingatkan dunia bahwa di balik setiap statistik, ada kisah manusia yang terpaksa mempertaruhkan hidupnya demi harapan.

![55374-kantor-imigrasi-agam-deportasi-3-wna-asal-pakistan[1]](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/55374-kantor-imigrasi-agam-deportasi-3-wna-asal-pakistan1-148x111.jpg)
![prabowo-resmikan-ekosistem-baterai-ev-terbesar-di-asia-1751186308388_169[1] Dari 2 Pabrik Jadi Raksasa](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/prabowo-resmikan-ekosistem-baterai-ev-terbesar-di-asia-1751186308388_1691-148x111.jpeg)
![WhatsApp-Image-2025-08-12-at-134709_02c6b263-2074012096[1]](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/WhatsApp-Image-2025-08-12-at-134709_02c6b263-20740120961-148x111.webp)
![K14-HIU1-3835890362[1]](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/K14-HIU1-38358903621-148x111.webp)
![6912c3fae9fa9[1] Surya Paloh Bangga](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/6912c3fae9fa91-148x111.jpg)
![Screenshot_2025-11-09-18-58-26-856_comandroidchrome-edit-385293151[1] Sosok NH Tersangka Penculik](https://aboutcancerservice.com/wp-content/uploads/2025/11/Screenshot_2025-11-09-18-58-26-856_comandroidchrome-edit-3852931511-148x111.webp)